Tether Mungkin Harus Likuidasi Cadangan Bitcoin untuk Patuhi Aturan Baru: Laporan JPMorgan
Navigasiin -
Penerbit stablecoin terkemuka, Tether, bisa menghadapi tantangan signifikan jika aturan baru terkait stablecoin di Amerika Serikat disetujui menjadi undang-undang. Hal ini diungkapkan dalam laporan penelitian terbaru dari JPMorgan Chase. Dua rancangan undang-undang (RUU) yang sedang dibahas, yaitu GENIUS Act dari Senat dan STABLE Act dari Dewan Perwakilan Rakyat AS, bertujuan untuk mengatur stablecoin dengan pendekatan yang berbeda.
Aturan Baru dan Dampaknya pada Tether
![]() |
Tether Mungkin Harus Likuidasi Cadangan Bitcoin untuk Patuhi Aturan Baru: Laporan JPMorgan |
1. GENIUS Act vs STABLE Act
- GENIUS Act fokus pada regulasi federal untuk stablecoin dengan kapitalisasi pasar di atas $10 miliar.
- STABLE Act lebih menitikberatkan pada regulasi di tingkat negara bagian dengan persyaratan cadangan yang lebih ketat.
Kedua RUU ini hanya mengizinkan aset berkualitas tinggi dan likuid sebagai cadangan, seperti deposito yang diasuransikan, surat utang AS (T-bills), repo jangka pendek, dan cadangan bank sentral.
2. Tantangan bagi Tether
Menurut laporan JPMorgan, cadangan Tether saat ini hanya 66% sesuai dengan STABLE Act dan 83% sesuai dengan GENIUS Act. Rasio kepatuhan ini bahkan terus menurun sejak pertengahan tahun lalu.
Untuk mematuhi aturan baru, Tether mungkin harus mengganti aset yang tidak memenuhi syarat dengan aset yang sesuai. Ini bisa berarti penjualan aset non-kompliansi seperti emas, bitcoin (BTC), surat berharga korporasi, pinjaman berbasis jaminan, dan investasi lainnya, serta pembelian aset kompliansi seperti T-bills.
Implikasi bagi Pasar Kripto
1. Likuidasi Bitcoin
Jika Tether terpaksa menjual sebagian cadangan bitcoin-nya, hal ini bisa menciptakan tekanan jual di pasar kripto, terutama mengingat skala cadangan bitcoin yang dimiliki Tether.
2. Stabilitas Stablecoin
Perubahan dalam komposisi cadangan Tether dapat memengaruhi kepercayaan pengguna terhadap USDT, stablecoin terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Namun, di sisi lain, kepatuhan terhadap regulasi yang lebih ketat dapat meningkatkan transparansi dan kepercayaan jangka panjang.
3. Dampak pada Pasar
Langkah ini juga dapat memengaruhi harga bitcoin dan aset kripto lainnya dalam jangka pendek, terutama jika volume penjualan besar terjadi. Namun, dalam jangka panjang, regulasi yang jelas dapat membawa stabilitas dan legitimasi lebih besar bagi industri kripto.
Apa yang Perlu Diperhatikan?
Regulasi yang Lebih Ketat
Regulasi stablecoin yang lebih ketat dapat membawa perubahan signifikan bagi perusahaan seperti Tether, yang selama ini mengandalkan diversifikasi aset untuk menjaga stabilitas nilai stablecoin-nya.
Transparansi dan Kepercayaan:
Meskipun aturan baru mungkin menimbulkan tantangan, kepatuhan terhadap regulasi dapat meningkatkan transparansi dan kepercayaan pengguna terhadap stablecoin.
Dinamika Pasar Kripto:
Investor perlu memantau perkembangan regulasi ini, karena keputusan Tether untuk menjual aset non-kompliansi dapat memengaruhi volatilitas pasar kripto.
Kesimpulan
Laporan JPMorgan menyoroti potensi tantangan yang dihadapi Tether dalam mematuhi aturan stablecoin yang diusulkan di AS. Jika RUU ini disetujui, Tether mungkin harus melakukan penyesuaian besar-besaran pada portofolio cadangannya, termasuk kemungkinan likuidasi bitcoin. Meskipun ini bisa menciptakan gejolak jangka pendek, regulasi yang lebih jelas dapat membawa stabilitas dan kepercayaan jangka panjang bagi industri kripto. Bagi investor, penting untuk memantau perkembangan ini dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan dinamika pasar yang berubah.
Posting Komentar untuk "Tether Mungkin Harus Likuidasi Cadangan Bitcoin untuk Patuhi Aturan Baru: Laporan JPMorgan"