Menelusuri Jejak Sejarah Cukuh Balak: Mengungkap Warisan Budaya dan Tradisi

Navigasi Info - Dahulu kala, di tanah Lampung yang diselimuti legenda dan misteri, berdirilah sebuah kerajaan besar bernama Sekala Brak. Kemegahannya tersohor di seluruh penjuru negeri, bagaikan permata yang berkilauan di antara hamparan zamrud. Namun, takdir berkata lain. Badai peperangan yang dahsyat menghantam kerajaan, meruntuhkan tembok-tembok kokohnya, dan menyebarkan para bangsawannya bagaikan daun-daun kering tertiup angin.



Di tengah kekacauan itu, dua jiwa pemberani, Bedas Dipati dan Buai Sakha, berhasil melarikan diri. Berasal dari "Tanoh Unggak", tanah leluhur yang penuh legenda dan kekuatan magis, mereka membawa semangat dan tekad untuk membangun kehidupan baru.

Perjalanan panjang mengantarkan mereka ke pesisir selatan Lampung. Di sana, mereka menemukan sebuah teluk yang bagaikan surga dunia. Pasir putih berkilauan di bawah sinar mentari, air laut biru jernih bagaikan permata, dan angin sepoi-sepoi membawa aroma laut yang menyegarkan. Terpesona oleh keindahannya, mereka pun memutuskan untuk menetap di sana, mendirikan sebuah perkampungan yang mereka beri nama "Pekhtiwi".

Pekhtiwi bagaikan tunas kecil yang bertumbuh dengan pesat. Di bawah kepemimpinan Bedas Dipati yang adil dan bijaksana, perkampungan itu berkembang menjadi sebuah negeri yang makmur. Rakyatnya hidup sejahtera dengan bercocok tanam, berdagang, dan melaut. Keberanian dan kebijaksanaan Bedas Dipati membuatnya dihormati dan dicintai rakyatnya. Mereka menjulukinya "Khatu Berlian", pemimpin yang membawa kedamaian dan kemakmuran.

Khatu Berlian memerintah Negeri Lima Pesisir, begitulah negeri Bedas Dipati dikenal, dengan dibantu oleh para tetua adat yang terbagi dalam lima wilayah. Wilayah-wilayah ini, yang dikenal sebagai "Pesesekh Lima" atau "Bandak Lima", dipimpin oleh seorang "Sai Batin". Sai Batin bertugas menjaga keamanan, menyelesaikan perselisihan, dan memimpin berbagai ritual adat.

Negeri Lima Pesisir menjadi simbol persatuan dan ketahanan rakyatnya. Tradisi dan budaya yang diwariskan dari "Tanoh Unggak" dijaga dengan teguh. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah "Sekura", sebuah upacara adat untuk memohon keselamatan dan tolak bala. Dalam upacara ini, para penari mengenakan topeng-topeng kayu yang diukir dengan wajah-wajah roh leluhur.



Di bawah sinar bulan purnama, diiringi suara ombak yang menenangkan, para penari Sekura menari dengan penuh semangat. Tarian ini merupakan perwujudan rasa syukur atas panen yang berlimpah, doa untuk kesehatan dan keselamatan, serta penghormatan kepada leluhur yang telah membuka jalan bagi kehidupan yang damai di Negeri Lima Pesisir.

Kisah Negeri Lima Pesisir adalah kisah tentang keberanian dalam menghadapi kesulitan, kebijaksanaan dalam membangun kehidupan baru, dan semangat untuk menjaga warisan budaya. Negeri ini menjadi legenda yang menginspirasi generasi penerus untuk terus bersatu, menjaga tradisi, dan membangun masa depan yang lebih gemilang.

Awal Mula Cukuh Balak:


Runtuhnya Kerajaan Sekala Brak di Lampung Barat memicu diaspora para bangsawan dari "Tanoh Unggak". Mereka menyebar dan mendirikan keratuan baru di berbagai wilayah, termasuk di Cukuh Balak.

Empat keratuan yang masih eksis hingga saat ini adalah:

Keratuan Puncak: Berpusat di sekitar Sanguk Patcak, bekas ibukota Sekala Brak.

Keratuan Pugung: Mencakup wilayah Pugung Mengandung, Sukadana, Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Tanjung Tua.

Keratuan Balau: Berdiri di Gunung Jualang, Timur Kota Tanjung Karang.

Keratuan Pemanggilan: Terletak di sekitar hilir kota Martapura (termasuk wilayah Sumatera Selatan). Keturunannya tersebar di Sungai Komering (Sumatera Selatan), Krui, Liwa, Teluk Semaka, Teluk Betung, dan Kalianda.

Berdasarkan sejarahnya, Cukuh Balak termasuk dalam Keratuan Pemanggilan karena terletak di daerah Teluk Semaka dan menggunakan bahasa Lampung Pesisir (Lampung Pesesekh Dialek A).

Struktur Pemerintahan Adat:


Kecamatan Cukuh Balak terbagi menjadi lima "Bandar Lima" atau "Bandak Lima", yaitu:

1. Kebandakhan Unggak (Suka Khaja): Dipimpin oleh Sai Batin Suka Khaja, Kejadian Lom/Luah, Saka/Suka Dana, dan Banjakh Negekhi.
2. Kebandakhan Doh (Tanjung Jati): Dipimpin oleh Sai Batin Tanjung Jati, Tanjung Khaja, Suka Padang, dan Way Khilau.

Kedua "Bandar" ini, Kebandakhan Unggak dan Kebandakhan Doh, merupakan yang tertua dan memiliki sejarah panjang.

Silsilah dan Kepemimpinan:


Menurut cerita turun-temurun, leluhur pertama yang datang ke Pekhtiwi adalah Bedas Dipati dan Buai Sakha dari Tanoh Unggak Sekala Brak. Saat ini, sudah 12 keturunan yang berlalu, dan Haji Ahmad Syaikhu (Adok Khatu Berlian Ke 11) yang memimpin sebagai penjaga adat dan tradisi.

Contoh Peran Kebandakhan dalam Tradisi:


Kebandakhan memainkan peran penting dalam berbagai tradisi dan ritual adat di Cukuh Balak, seperti:

Sekura: Upacara adat untuk memohon keselamatan dan tolak bala.
Mufakat: Musyawarah adat untuk menyelesaikan perselisihan dan mengambil keputusan bersama.
Adat Pernikahan: Prosesi pernikahan adat Lampung yang penuh dengan nilai-nilai budaya.

Pentingnya Melestarikan Warisan Budaya:


Cukuh Balak adalah contoh nyata kekayaan budaya dan sejarah Lampung. Melestarikan warisan ini adalah tugas penting bagi generasi penerus agar nilai-nilai luhur dan tradisi leluhur tetap hidup dan lestari.

Langkah-langkah untuk Melestarikan Warisan Budaya:

Dokumentasi: Merekam dan mendokumentasikan sejarah, tradisi, dan ritual adat Cukuh Balak dalam bentuk tulisan, foto, dan video.
Pendidikan: Mengadakan pelatihan dan edukasi kepada generasi muda tentang sejarah dan budaya Cukuh Balak.
Pariwisata: Mengembangkan wisata budaya yang berkelanjutan untuk memperkenalkan Cukuh Balak kepada khalayak luas.

Dengan upaya bersama, warisan budaya Cukuh Balak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Sumber:


* Sejarah singkat berdirinya Kebandakhan Unggak Makhga Pekhtiwi Cukuh Balak Catatan:

* Artikel ini hanya memuat ringkasan sejarah Cukuh Balak. Untuk informasi lebih lengkap, silakan merujuk pada sumber aslinya.

Semoga penjelasan ini lebih panjang, lebih detail, dan lebih mudah dipahami. Terima kasih!
navigasiin
navigasiin navigasiin adalah portal Situs Berita Berbahasa Indonesia yang menyajikan berita terkini terpercaya sebagai petunjuk inspirasi anda

Posting Komentar untuk "Menelusuri Jejak Sejarah Cukuh Balak: Mengungkap Warisan Budaya dan Tradisi"