Silsilah Raja-Raja Suku Bawontehu Manado Tua dan Raja Siau Terungkap sebagai Keturunan Tou Malesung/Minahasa

Navigasi Info - Manado, 22 Juli 2023 , Penelitian sejarah baru-baru ini telah mengungkapkan silsilah yang menarik dari Raja-raja suku Bawontehu di Manado Tua dan Raja Siau yang masih memiliki keturunan Tou Malesung/Minahasa. Selain itu, ternyata Raja Loloda Mokoagow dari Kerajaan Bolaang Mongondow juga memiliki hubungan keturunan dengan Tou Malesung/Minahasa.



Hingga saat ini, masyarakat Siau meyakini bahwa mereka adalah keturunan dari APO SIOUW, yang merupakan anak termuda dari APO TOAR LUMIMUUT yang ke-9, dan dia hijrah ke pulau Siau.

Suku Bawontehu, yang juga dikenal sebagai Orang Borgo Bawontehu, menggunakan istilah "Borgo," yang berasal dari bahasa Belanda "BURGERS" yang berarti "Bebas." Orang Borgo sebenarnya merupakan keturunan campuran hasil perkawinan antara orang Belanda dan Bangsa Minahasa. Karena Suku Bawontehu tinggal di pesisir dan memperkenalkan Belanda kepada suku-suku di pedalaman tanah Malesung, banyak dari mereka yang melakukan perkawinan campur dengan orang Belanda.

Meskipun demikian, Suku Bawontehu dan Siau tetap mengakui APO TOAR LUMIMUUT sebagai leluhur mereka. Namun, terdapat kebingungan mengapa Raja Bolaang Mongondow Loloda Mokoagow menolak mengakui dirinya sebagai keturunan APO TOAR LUMIMUUT dan tidak bergabung dengan suku-suku di tanah Malesung untuk menjadi satu Bangsa MINAESA/MINAHASA.

Mokodokedug, datuk leluhur dari Raja-raja Bawontehu, berasal dari suku Mindanao di Filipina. Ia adalah Raja pertama Kerajaan Bawontehu (Kerajaan Manado Tua) dan merupakan saudara dari Raja pertama Kerajaan Bolaang Mongondow, Mokodoludut.

Perjalanan Mokodokedug dimulai dari Bolaang Mongondow ke Bentenan, Gunung Lokon, Wenang (Manado), hingga Manado Tua. Di Manado Tua, Mokodokedug menikahi wanita suku Tombulu Malesung/Minahasa bernama Abunia Pinontoan dan mendirikan Kerajaan Bawontehu di daerah terpencil sekitar Gunung Lokon yang merupakan wilayah suku Tombulu. Namun, karena beberapa alasan, kerajaan Bawontehu dipindahkan ke Pulau Manado Tua.

Perlu ditegaskan bahwa Suku Bawontehu dan Siau masih merupakan keturunan dari Suku Tombulu dan berhubungan dengan APO TOAR LUMIMUUT.

Wilayah Pulau Manado Tua dan pulau-pulau sekitarnya adalah bagian dari Tanah Adat Suku Tombulu, sesuai dengan amanat Watu Pinawetengan tentang Pembagian Wilayah tanah adat. Mokodokedug dan istrinya, Abunia Pinontoan, yang berasal dari suku Tombulu, diberikan tanah oleh tetua-tetua adat Tombulu di Pulau Manado Tua untuk mendirikan suku baru, yaitu Suku Bawontehu dan Kerajaan Bawontehu.

Sejarah juga mengungkapkan bahwa datuk leluhur Raja-raja Bolaang Mongondow adalah MOKODULUDUT, yang istri pertamanya bernama BAUNIA. Mereka memiliki lima orang anak, dan yang bungsu adalah JAJUBONGKOI (YAYUBANGKAI), yang kemudian menggantikan MOKODULUDUT sebagai raja. Istri JAJUBONGKOI bernama SILAGONDO dan mereka memiliki anak bernama DAMOPOLII/RAMOPOLII, yang kemudian menggantikan JAJUBONGKOI sebagai raja.

DAMOPOLII/RAMOPOLII adalah seorang raja yang berpetualang di tanah Tonsea hingga ke Siau. Perjalanannya ke Minahasa Utara termasuk Kema dan Likupang, yang juga memiliki saudara bernama PANGERAPAN dan MAILENSUN. DAMOPOLII kemudian menikahi seorang wanita dari suku TONSEA bernama TETE (Pemegang/Pegang). Namun, karena beberapa masalah, wanita ini ditinggalkannya dan nasib anak-anak mereka tidak diceritakan.

Dalam perjalanannya pulang ke tanah Mongondow, DAMOPOLII mampir di Uwuran (Amurang) dan akhirnya menikahi seorang Wewene bernama WULAN UWE RANDEN, dengan mas kawin tanah lewet atau seberang sungai RANOIAPO sampai ke sungai POIGAR. WULAN UWE RANDEN juga dikenal sebagai TENDEMBULAN, TENDEMBUAJA, PUTRI KENDEM, atau lebih terkenal sebagai PUTRI LOLOMBULAN.

PUTRI LOLOMBULAN (atau PUTRI KENDEM) kemudian dibawa oleh Raja DAMOPOLII/RAMOPOLII ke tanah Mongondow. Dia memiliki dua anak, yaitu RAKOWULAN (laki-laki) dan RINCEWULAN (perempuan). Namun, karena perlakuan DAMOPOLII kepada TENDEMBULAN yang kurang menyenangkan sebagai istri ketiga, akhirnya TENDEMBULAN memutuskan untuk kembali ke tanah Malesung dengan membawa kedua anaknya. Mereka berjanji untuk selalu menjaga perbatasan tanah di sekitar Sungai Poigar dan Ranoiapo dari Damopolii. PUTRI KENDEM atau TENDEMBULAN akhirnya menetap di sebuah puncak yang kemudian dinamakan Puncak Lolombulan (Puncak Keemasan) bersama kedua anaknya, yaitu RINCEWULAN dan RAKOWULAN.

Penemuan ini membuka wawasan baru tentang silsilah kerajaan-kerajaan di wilayah tersebut dan mengungkapkan hubungan antara suku-suku yang berbeda di Tanah Malesung.
navigasiin
navigasiin navigasiin adalah portal Situs Berita Berbahasa Indonesia yang menyajikan berita terkini terpercaya sebagai petunjuk inspirasi anda

Posting Komentar untuk "Silsilah Raja-Raja Suku Bawontehu Manado Tua dan Raja Siau Terungkap sebagai Keturunan Tou Malesung/Minahasa"