PUPUTAN BAYU , PERANG PALING MEMATIKAN SEJARAH BANYUWANGI
Navigasi Info - Sejarah yang tak Pernah diajarkan di sekolah dilansir dari Ki Gudel Anabrang
PUPUTAN BAYU, PERANG PALING MEMATIKAN YANG MELAHIRKAN BANYUWANGI
Blambangan adalah kerajaan Hindu siwa Budha Terakhir di Pulau Jawa.
PUPUTAN BAYU, PERANG PALING MEMATIKAN YANG MELAHIRKAN BANYUWANGI |
Raja Blambangan pertama adalah Bhre Wirabumi anak laki laki satu satunya prabu Hayam Wuruk.
walaupun dari selir
Bukan Perang Jawa atau Perang Aceh yang paling meninggalkan trauma mendalam bagi Belanda selama menduduki wilayah Nusantara. Tak banyak yang mengetahui satu pertempuran besar yang konon membuat Belanda sangat kewalahan. Namanya Puputan Bayu, perang di Blambangan atau yang kini dikenal dengan nama Banyuwangi.
Pada 18 Desember 1771, 250 tahun silam, seperti dituliskan Lekkerkerker dalam catatannya yang menjadi rujukan utama dalam penulisan sejarah tentang Puputan Bayu, ribuan prajurit Blambangan bergerak menuju arena pertempuran. Ini merupakan puncak dari peperangan yang sudah berlangsung sejak awal Agustus 1771.
Para pejuang Blambangan melakukan serangan umum dan mendadak terhadap serdadu VOC. Prajurit Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Jagapati maju ke medan tempur dengan membawa senjata golok, keris, pedang, tombak, dan senjata api yang diperoleh sebagai rampasan dari tentara VOC.
Sementara pihak VOC mengerahkan 10 ribu personel, dilengkapi senjata canggih termasuk alat-alat berat. Mereka juga menghabiskan 8 ton emas untuk biaya perang. VOC dalam hal ini sebenarnya merugi, karena apa yang dikeluarkan ternyata tak sepadan dengan apa yang didapat. Blambangan tidak memberikan keuntungan yang signifikan bagi Belanda selama berkuasa di Indonesia.
VOC dibantu oleh Mataram islam yang diajak bergabung karena sentimen agama.Blambangan adalah kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa yang tidak pernah bisa ditunduk kan Mataram Islam..
Dengan semangat Jihad Fi Sabilillah..Mataram islam membantu VOC membantai sesama bangsa nya sendiri..
Dan terjadilah Puputan Bayu, perang besar-besaran di tanah Blambangan. Serangan pejuang Bayu yang mendadak, membuat pasukan VOC terdesak. Ketika posisinya terus terdesak, mereka mundur dan lari meninggalkan semua perlengkapan perang. Pejuang Bayu mengejar pasukan VOC.
Saat itulah pasukan VOC banyak yang terjebak dalam jebakan yang dinamakan sungga (parit yang di dalamnya dipenuhi sunggrak) yang telah dibuat oleh pejuang Bayu. Pasukan VOC yang terjebak dan dihujam dari atas.
Belanda menyatakan serangan ini sebagai de dramatische vernietiging van Compagniesleger (kehancuran dramatis pasukan kompeni). Sersan Mayor van Schaar, komandan pasukan VOC, Letnan Kornet Tinne dan ratusan serdadu Eropa lainnya tewas dalam perang itu. Hanya beberapa serdadu yang tersisa.
Sementara, warga Blambangan harus kehilangan pemimpinnya. Pangeran Jagapati gugur satu hari kemudian, 19 Desember 1771, karena terluka akibat perang.
Puputan bayu perang habis habisan rakyat Blambangan ini menelan korban jiwa 60 ribu rakyat Blambangan.padahal jumlah penduduk Blambangan saat itu berjumlah 70 ribu jiwa..
Masive nya korban ini karena seluruh rakyat Blambangan ikut bertempur dan berperang..tua muda besar kecil pria wanita angkat senjata membela martabat bangsa nya.
Dan brutalnya prajurit mataram karena semangat jihad nya.
Sisa sisa penduduk yang selamat menyingkir ke Hutan hutan dan gunung karena tak sudi di jajah VOC
Momen bersejarah peperangan pada tanggal 18 Desember inilah pada akhirnya ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Banyuwangi melalui Perda yang ditetapkan secara aklamasi oleh DPRD Banyuwangi tahun 1995.
Dan kami lah suku Osing Blambangan itu,,buyut ku..Ki Buyut Cili adalah prajurit Blambangan yg ikut berperang...kami adalah keturunan Laskar Bayu Blambangan..sisa sisa iswara Majapahit di pulau Jawa selain suku Tengger di Bromo.
Sumber : dari akun Facebook @kigudelanabrang
Note : Untuk sejarah yang akurat masih simpang siur setidaknya bisa referensi dan pelajaran untuk kita generasi muda
Posting Komentar untuk "PUPUTAN BAYU , PERANG PALING MEMATIKAN SEJARAH BANYUWANGI"