SISTEM KALENDER DI TANAH JAWA
Navigasi Info - Kemarin saat mengucapkan tahun baru, banyak rekan yang menanyakan kenapa saya tidak menggunakan tahun 1955, tetapi menggunakan tahun 1943.
Jaya - Jaya - Wijayanti Jember, 11 Agustus 2021 Deddy Endarto untuk PRANATAMANGSA |
Bahwa di tanah Jawa pernah memakai 5 (LIMA) sistem kalender besar yang berpengaruh. Tetapi banyak juga sistem kalender adat lokal yang juga ada tetapi tidak dianut secara menyeluruh oleh peradaban di Jawa (misal : sistem kalender Sunda dan Baduy).
Bila kita urutkan berdasarkan ke-tua-an umur pemakaian kalendernya, adalah sebagai berikut :
KALENDER SAKA JAWA PURWA
Kalender ini merupakan sistem kalender "ASLI PERADABAN JAWA" yang dimulai sejak : 911 Sebelum Masehi dan berlangsung pemakaiannya hingga Kerajaan Kadhiri (diperkirakan). Dengan perhitungan yang sangat teliti atas pengaruh makrokosmos terhadap bumi (posisi matahari, bulan dan rasi bintang). Dipergunakan secara khusus untuk perhitungan musim tanam, pernikahan dan ritual adat. Disebut juga sebagai kalender PRANATAMANGSA JAWA PURWA. Pada tahun 2021 Masehi ini telah menginjak tahun 2932 Saka Jawa Purwa.
KALENDER MASEHI
Merupakan sistem kalender yang berasal dari Eropa dan dipakai secara luas di seluruh dunia. Didasarkan pada peringatan lahirnya ISA AL-MASIH. Berlaku sejak masuknya era kolonialisme oleh bangsa Eropa di Nusantara. Saat ini telah memasuki tahun ke-2021 Masehi.
KALENDER SAKA JAWA SULTAN AGUNG
Adalah sistem kalender yang diprakarsai oleh Raja Mataram Islam : SULTAN AGUNG, yang berupaya melakukan sinkronisasi perhitungan sistem kalender Jawa Purwa dengan kalender Hijriah Islam. Sinkronisasi dilakukan secara perhitungan matematis. Pada tahun 2021 Masehi telah menginjak tahun 1955 Saka Jawa Sultan Agung.
KALENDER SAKA JAWA MAJAPAHIT
Sistem kalender ini dipengaruhi oleh budaya India, diciptakan oleh Raja Kanishka-I dari bangsa Saka di India. Penyebaran sistem kalender ini ke seluruh dunia seiring dengan penyebaran agama Hindu. Pengaruh peradaban Hindustan terjadi sejak abad ke-4 Masehi di tanah Jawa seiring kedatangan rombongan Ajisaka dan dipakai hingga era Kerajaan Majapahit. Di era Majapahit mendapat sentuhan lokal dengan memasukkan unsur pengaruh makrokosmos atau pergerakan matahari, bulan dan bintang di wilayah ekuator. Berpengaruh pada kebijakan negara, pola tanam maupun ritual adat. Para ahli sejarah dan arkeolog menyebutnya sebagai SAKA MAJAPAHIT karena di era Majapahit banyak ditemukan secara masif pahatan angka tahun di candi, prasasti maupun artefak Majapahit. Sehingga ketika disandingkan secara literasi atas periode masa yang sama dengan sistem kalender Masehi, ditemukan konsistensi dan selisih waktu 78 tahun. Saat ini masih digunakan di lingkungan masyarakat adat Tengger dan masyarakat adat Majapahit. Disebut juga sebagai kalender PRANATAMANGSA MAJAPAHIT. Pada tahun 2021 Masehi telah menginjak tahun 1943 Saka Majapahit.
KALENDER HIJRIAH
Sistem kalender ini disebut juga sebagai KALENDER ISLAM yang ditandai dari peristiwa Hijrahnya Nabi MUHAMMAD SAW dari Mekah ke Madinah. Berlaku luas sejak Kesultanan Demak Bintara hingga saat ini. Pada tahun 2021 Masehi telah menginjak tahun 1443 Hijriah.
Jadi kalau anda mau memakai angka 2932 SAKA JAWA PURWA atau 2021 MASEHI atau 1955 SAKA SULTAN AGUNG atau 1943 SAKA MAJAPAHIT atau 1443 HIJRIAH semua adalah benar adanya. Tergantung kepada pemahaman anda tentang sistem kalender yang dipercayai serta bagaimana cara anda memanfaatkan hasil perhitungan yang super rumit dari semua kalender itu pada penerapan kehidupan anda pribadi.
Posting Komentar untuk "SISTEM KALENDER DI TANAH JAWA"